Sobat Howie, munculnya wabah corona di Indonesia diikuti dengan kenaikan harga beberapa produk seperti masker bedah, sarung tangan latex, hand sanitizer, dan disinfectant spray. Hal ini terjadi karena masyarakat terlalu panik akan adanya wabah corona. Kepanikan tersebut memicu masyarakat untuk beramai-ramai memborong produk-produk yang diyakini dapat mencegah penularan virus corona (panic buying). Akibatnya produk-produk tersebut menjadi langka di pasaran. Imbasnya, sebagian orang yang benar-benar membutuhkan produk-produk tersebut (termasuk para dokter, perawat dan tenaga medis lain) tidak mendapatkannya. Padahal ada beberapa produk yang sebenarnya tidak perlu diborong saat wabah corona. Ini dia listnya:
1. Masker Bedah
Banyak masyarakat yang salah kaprah menggunakan masker ini untuk menangkal polusi udara dan asap kendaraan bermotor. Padahal, sejatinya masker bedah ditujukan bagi para tenaga medis yang sedang menangani operasi. Masker ini juga ditujukan bagi para penderita penyakit pernafasan agar droplet (percikan cairan) yang dikeluarkan saat batuk dan bersin tidak menyebar sehingga orang lain yang berada di dekat penderita tidak tertular. Sayangnya, masih banyak penderita penyakit pernafasan yang tidak menggunakan masker dan tidak menutup mulut saat batuk atau bersin sehingga droplet (yang bisa mengandung virus) menyebar keluar dan dapat mengenai orang lain.
Sobat Howie yang sehat namun ingin melindungi hidung dan mulut dari droplet yang dikeluarkan orang lain memang tidak dilarang untuk menggunakan masker bedah. Namun, jika kesulitan untuk mendapatkan masker bedah, ada baiknya Sobat Howie mempertimbangkan untuk menggunakan masker kain yang dilengkapi dengan katup udara dan filter PM 2.5 (bukan masker kain biasa). Walaupun harganya sedikit lebih mahal, masker ini dapat dicuci dan digunakan berulang kali. Selain itu, tidak seperti masker kain biasa, masker kain yang dilengkapi dengan filter PM 2.5 dapat menyaring partikel kecil berukuran kurang dari 2,5 micrometer sehingga dapat menyaring virus dan polutan di udara dengan lebih efektif dari masker kain biasa. Jangan lupa untuk mengganti filternya dalam jangka waktu tertentu ya!
2. Masker N95
Masker N95 dinilai dapat menangkal virus dengan lebih efektif dibanding masker bedah karena kemampuannya untuk menyaring partikel yang lebih kecil. Namun, masker ini memiliki beberapa kelemahan. Salah satunya adalah membuat pemakainya lebih sulit bernafas. Apalagi jika digunakan dalam waktu yang lama. Selain itu, masker ini tidak cocok digunakan oleh anak-anak karena ukurannya yang besar. Harganya juga cenderung lebih mahal dan lebih sulit dicari dibandingkan dengan masker bedah. Apalagi ditengah kelangkaan masker yang sedang terjadi saat ini. Karena itu, sebaiknya ketersediaan masker ini diutamakan untuk digunakan bagi tenaga medis yang menangani pasien dengan beberapa penyakit tertentu (seperti COVID-19) sebagai APD (alat pelindung diri) agar tidak tertular.
3. Pakaian Hazmat
Pakaian Hazmat (hazardous material) atau pakaian dekontaminasi biasa digunakan oleh pemadam kebakaran, tenaga medis, dan peneliti untuk menghindari paparan bahan-bahan berbahaya dan virus (termasuk virus corona). Harga pakaian ini relatif mahal (diatas 300 ribu rupiah) dan hanya dapat digunakan satu kali saja. Sayangnya, hal ini tidak menyurutkan niat sebagian orang untuk membeli pakaian hazmat dan menggunakannya dalam kegiatan sehari-hari. Sobat Howie pasti sudah pernah melihat foto beberapa orang yang menggunakan pakaian hazmat untuk berbelanja di pasar tradisional dan supermarket, kan? Padahal dilansir dari kumparan, saat ini pakaian hazmat semakin langka dan banyak rumah sakit yang mengalami kekurangan pakaian hazmat untuk tenaga medisnya. Bahkan banyak tenaga medis yang terpaksa menggunakan jas hujan plastik sebagai pengganti pakaian hazmat. Untuk itu sebaiknya Sobat Howie tidak perlu membeli pakaian hazmat untuk kegiatan sehari-hari ya. Kalau Sobat Howie takut terpapar virus corona saat harus keluar rumah, lebih baik Sobat Howie mengikuti protokol masuk rumah (sesuai anjuran Kemenkes RI) pada saat pulang.
4. Sarung Tangan Latex
Saat ini, harga sarung tangan latex sekali pakai yang dijual dalam kemasan dus ini meningkat tajam karena banyak masyarakat yang membelinya dan mengunakannya dalam kegiatan sehari-hari demi mencegah penularan virus corona. Padahal, ada beberapa hal yang sebaiknya Sobat Howie pertimbangkan sebelum memutuskan untuk menggunakan sarung tangan ini:
- Sama seperti masker bedah, sarung tangan ini sebenarnya ditujukan bagi para tenaga medis yang sedang menjalankan prosedur tertentu untuk pasien. Artinya, jika masker ini semakin sulit ditemukan dan harganya semakin menjulang tinggi, maka rumah sakit, klinik, dan puskesmas juga akan kesulitan menyediakan sarung tangan ini bagi para tenaga medis. Hal ini tentunya akan merugikan pasien karena ada beberapa prosedur yang tidak dapat dilakukan oleh tenaga medis tanpa sarung tangan, terutama saat wabah corona melanda.
- Jika Sobat Howie naik kendaraan umum, Sobat Howie harus berhati-hati. Penggunaan sarung tangan latex saat naik kendaraan umum bisa jadi berbahaya, karena permukaan sarung tangan yang licin akan membuat tangan Sobat Howie kesulitan untuk menggenggam tiang besi saat terjadi pengereman mendadak.
- Penggunaan sarung tangan latex dalam waktu yang lama akan membuat tangan menjadi lembab dan lebih beresiko tertempel virus, kuman, dan bakteri.
Jangan khawatir, Sobat Howie tetap bisa mencegah penularan virus tanpa menggunakan sarung tangan. Caranya adalah dengan selalu mencuci tangan setelah memegang benda-benda yang sering disentuh banyak orang (seperti kenop pintu, uang, kartu, hand rail, hand grip, kunci, dan sebagainya), sebelum menyentuh makanan dan minuman, dan sebelum menyentuh wajah (terutama area hidung, mulut, dan mata).
Jika kegiatan rutin Sobat Howie berhubungan dengan benda yang kerap disentuh banyak orang (seperti kasir yang sering menyentuh uang), Sobat Howie dapat menggunakan sarung tangan plastik yang biasa digunakan untuk memasak dan berkebun sebagai alternatif sarung tangan latex. Dengan begitu, kita dapat menjaga ketersediaan sarung tangan latex di pasaran untuk para tenaga medis kita.
5. Alcohol Swab
Alcohol swab digunakan oleh tenaga medis sebagai antiseptik untuk mempersiapkan kulit pasien sebelum injeksi, pengambilan darah, pemasangan infus dan pelepasan jahitan. Alcohol swab juga digunakan untuk membersihkan luka dan peralatan medis. Namun sejak beredar tawaran mengenai alcohol swab yang dapat digunakan untuk membersihkan benda yang digunakan sehari-hari dari virus, produk ini menjadi semakin laris dan harganya semakin naik. Jika hal ini terus terjadi, dikhawatirkan alcohol swab menjadi langka dan sulit didapatkan oleh para tenaga medis yang membutuhkannya.
Sebagai alternatif dari alcohol swab, Sobat Howie bisa menggunakan tisu basah antiseptik untuk membersihan HP dan benda-benda lainnya. Tapi jangan membeli tisu basah dengan jumlah terlalu banyak ya. Jangan sampai orang-orang yang lebih membutuhkan produk ini (seperti orang tua yang memiliki bayi dan balita) tidak mendapatkannya karena kehabisan.
6. Hand Sanitizer
Saat ini hand sanitizer menjadi produk utama yang paling banyak dicari masyarakat sehingga menjadi langka dan harganya naik. Padahal, hand sanitizer hanya diperlukan untuk mencuci tangan jika kita sulit untuk menemukan sabun dan air bersih. Jadi, Sobat Howie yang sedang WFH (work from home) sebenarnya kita tidak perlu membeli banyak hand sanitizer. Di rumah selalu ada sabun dan air untuk cuci tangan, kan? : ) Sobat Howie yang tidak WFH juga bisa mencuci tangan dengan air dan sabun saat sedang berada di kantor. Gunakan hand sanitizer hanya saat berada di perjalanan atau pada saat yang tidak memungkinkan untuk mencuci tangan dengan sabun dan air bersih.
Jika persediaan hand sanitizer Sobat Howie sudah habis, Sobat Howie bisa membuatnya sendiri di rumah dengan alkohol. Mau tahu caranya? Sobat Howie bisa menonton beberapa channel youtube yang menampilkan tutorial pembuatan hand sanitizer. Jangan lupa untuk memperhatikan takarannya dengan tepat ya. Jika ingin menjual hand sanitizer buatan sendiri, pastikan Sobat Howie sudah mendapat izin dari Kemenkes Indonesia.
7. Disinfectant Spray
Selain hand sanitizer, disinfectant spray juga mengalami kelangkaan dan kenaikan harga karena banyak dicari oleh masyarakat. Pasalnya, produk ini dapat menonaktifkan virus corona yang menempel di permukaan benda seperti tas, jaket, dan sepatu. Sobat Howie yang kesulitan untuk mendapatkannya bisa membuatnya sendiri di rumah. Tutorial pembuatan disinfectant spray juga dapat ditemukan di berbagai channel youtube. Sobat Howie juga harus memperhatikan takaran dengan tepat saat membuatnya dan memiliki ijin dari Kemenkes RI jika ingin menjualnya.
Sobat Howie, itu tadi 7 produk yang tidak perlu diborong saat wabah corona. Daripada memborongnya, lebih baik kita membuatnya sendiri atau mencari alternatifnya. Mari lakukan hal ini sebagai bentuk kepedulian dan empati kita kepada sesama. Terutama para tenaga medis yang berada di garda terdepan dalam peperangan melawan wabah corona. Jangan lupa untuk selalu menjaga asupan gizi, beristirahat yang cukup, dan selalu menjaga kebersihan ya!